Rabu, 17 Juni 2009

DEFINISI PARIWISATA


Sumber Definisi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata"
Kategori: Rintisan bertopik pariwisata | Industri pelayanan | Pari
Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Seorang wisatawan atau turis adalah seseorang yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan rekreasi, merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia.

Pariwisata adalah industri jasa. Mereka menangani jasa mulai dari transportasi; jasa keramahan - tempat tinggal, makanan, minuman; dan jasa bersangkutan lainnya seperti bank, asuransi, keamanan, dll. Dan juga menawarkan tempat istirahat, budaya, pelarian, petualangan, dan pengalaman baru dan berbeda lainnya.

Inskeep, Edward, Tourism Palning , An Integrated and Sustainable Development Approach, Van Nostrand Reinhold, New York, 1991, hlm 16. Hukum Bisnis Pariwisata hlm 17 TOURISM is a complicated, multi sectoral, and fragmented activity, involving other section such as agriculture, fisheries and manufacturing, histories, park, and recreation features, various community facilities and services, and transfortation and other infrastructure.

Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990
Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut

Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar ( 2000:46-47) Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamsyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

H.Kodhyat (1983:4) Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.

James J.Spillane (1982:20) Pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah dan lain-lain.

Dr. James J. Spillane dalam bukunya Pariwisata Indonesia, Sejarah dan Prospeknya
1. pariwisata adalah untuk menikmati perjalanan, pariwisata untuk rekreasi, pariwisata untuk kebudayaan, pariwisata untuk olahraga, pariwisata untuk urusan usaha dagang, dan pariwisata untuk berkonvensi.
2. Pariwisata adalah untuk menikmati perjalanan dilakukan untuk berlibur, mencari udara segar, memenuhi keingintahuan, mengendorkan ketegangan saraf, melihat sesuatu yang baru, menikmati keindahan alam, dan mendapatkan kedamaian
3. Pariwisata adalah untuk rekreasi dilakukan sebagai pemanfaatan hari-hari libur untuk beristirahat, memulihkan kesegaran jasmani dan rohani dan menyegarkan keletihan.
4. Pariwisata adalah untuk kebudayaan ditandai serangkaian motivasi seperti keinginan belajar di pusat riset, mempelajari adat-istiadat, mengunjungi monumen bersejarah dan peninggalan purbakala dan ikut festival seni musik.
5. Pariwisata adalah untuk olahraga dibagi menjadi dua kategori, yakni pariwisata olahraga besar seperti Olimpiade, Asian Games, dan SEA Games serta buat mereka yang ingin berlatih atau mempraktikkan sendiri, seperti mendaki gunung, panjat tebing, berkuda, berburu, rafting, dan memancing.
6. Pariwisata adalah untuk urusan usaha dagang umumnya dilakukan para pengusaha atau industrialis antara lain mencakup kunjungan ke pameran dan instalasi teknis.
7. Pariwisata untuk berkonvensi berhubungan dengan konferensi, simposium, sidang dan seminar internasional.

I Gde Pitana :Apresiasi Kritis Terhadap Kepariwisataan Bali”
Pariwisata adalah suatu kegiatan ekspor, tetapi komuditas yang doekspor ”goes nowwhere.

Robert Cristie Mill ”The Tourism The International Bussiness”
Pariwisata adalah adalah bukan industri, meskipun pariwisata meningkatkan beragam industri. Pariwisata adalah aktivitas yang dilibatkan oleh orang – orang yang melakukan perjalanan.

Oxford English Dictionary. Pearson Education Limited 2000.
Tourism is the business of providing things for people to do, places for them to stay etc while they are on holiday.
Pariwisata adalah bisnis yang menyediakan sesuatu, tempat untuk tinggal selama wisatawan berlibur

McIntosh Robert W. 1984. Tourism: Principles, Practices, Philosophies. Grid Publishing, Inc., Columbus, Ohio.
Tourism is a composite of activities, services, and industries that deliver a travel experience

Pariwiata adalah kegiatan yang terdiri dari jasa dan industri yang memberikan sebuah pengalaman perjalanan.

Tourism is the sum of phenomena and relationships arising from the interaction of tourists, business, host governments, and host communities in the process of attracting and hosting these tourists and other visitors
Pariwisata adalah sejumlah fenomena yang berhubungan dengan munculnya interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah, dan komunitas dalam suatu atraksi kepada wisatwan atau pengunjung lainya.


E. Guyer Freuler
Pariwisata adalah merupakan fenomena dari jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaan yang sadar dan menumbuhkan (cinta) terhadap keindahan alam dan khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyraakat manusia sebagai hasil daripada perkembangan perniagaan, industri, perdagangan serta penyempurnaan daripada alat-alat pengangkutan
Herman V.Schularad

Pariwisata adalah sejumlah kegiatan terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan perekonomian yang secara langsung berhubungan dengan masuknya,adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang keluar masuk suatu kota atau daerah dan Negara.

Oka Yoeti Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari satu tempat ketempat lain , dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan hidup guna bertamasya dan rekreasi atau memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

Drs. E.A.Chalik.H Pariwisata adalah Perjalanan yang yang dilakukan secara berkali-kali atau berkeliling.

Prof Hunziker dan Kraft Tourism is totality of relationships and phenomena arising from the travel and stay of strangers, provided the stay does not imply the establishment of permanent residence and is not connected with remunerated activity
Pariwisata adalah keseluruhan antara hubungan dan gejala timbul dari sebuah perjalanan dan menempati suatu daerah asing, namun tinggal disuatu daerah bukan berate harus menetapdan hal ini tidak bisa dihubungkan dengan kegiatan yang menghasilkan uang.

Norval Tourism is the sum total of operations, mainly of an economic nature, which directly relate to the entry, stay and movement of foreigners inside and outside a certain country, city of religion.

Pariwisata adalah jumlah kegiatan yang sebagian besarnya adalah kegiatan perekonomian, yang secara langsung berhubungan dengan pemasukan, tinggal dan bergeraknya orang asing ke dalam dan ke luar suatu negeri tertentu, atau ke kota – kota besar

Schmoll, G.A. 1997.”Tourism Promotion”, London, Tourism Press. Tourism is totally of relationship and phenomena arising from the travel and stay of strangers, provided the stay does not imply the establishment of permanent residence and is not connected with a remunerated activity.

Pariwisata adalah hubungan dan gejala yang menyeluruh yang muncul dari adanya perjalanan dan tinggal sementara dari orang-orang asing, dengan syarat tidak tinggal permanen dan tidak melakukan kegiatan yang menghasilkan uang.

Association International Experts Scientific Du Tourisme Tourism is the sum of the phenomena and relationships arising from the travel and stay of non residents, in so far as they do not lead to permanent residence and are not connected with any earning activity

Pariwisata adalah gabungan dari gejala dan hubungan-hubungan yang muncul dari adanya perjalanan dan tinggal sementara dari orang-orang yang bukan penduduk setempat, sejauh mereka tidak menunjukkan keinginan untuk menetap dan sejauh mereka tidak berhubungan dengan kegiatan yang menghasilkan uang.

The Tourism Society Unites Kingdom Tourism denotes the temporary short-term movement of people to destinations outside the place where they normally live and work and their activities during the stay at these destinations

Pariwisata ditunjukkan dengan adanya perjalanan yang singkat dan sementara dari orang-orang menuju daerah tujuan wisata di luar tempat kebiasaan mereka hidup dan bekerja dan diluar kegiatan mereka selama tinggal sementara di daerah tujuan wisata.

Menilik Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan Oleh Roby Ardiwidjaja
Pariwisata adalah salah satu sektor pembangunan yang dapat dilihat secara terpisah

Rektor Universitas Udayana I Made Bakta mengatakan pariwisata adalah tulang punggung perekonomian di Bali Menbudpar Resmikan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana
28 Februari 2009 12:47 WIB
Pariwisata adalah salah satu industri andalan yang harus terus ditumbuh kembangkan oleh suatu negara karena terbukti mampu menyumbangkan devisa negara signifikan

Institute Of Tourism in Britain
Pariwisata adalah kepergian orang-orang sementara dalam jangka waktu pendek ke tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggal dan bekerja sehari-harinya serta kegiatan-kegiatan mereka selama berada di tempat-tempat tujuan tersebut. Ini mencakup kepergian untuk berbagai maksud, termasuk kunjungan seharian atau darmawisata/ekskursi.

Guyer Freuler
Pariwisata dalam arti modern adalah merupakan gejala jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuh terhadap keindahan alam, kesenangan dan kenikmatan alam semesta, dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas dalam masyarakat manusia sebagai hasil perkembangan perniagaan, industri dan perdagangan serta penyempurnaan alat-alat pengangkutan.

Herman Von Schullern Zu Schrattenhofen
Pariwisata adalah istilah bagi semua, lebih-lebih bagi ekonomi, proses yang ditimbulkan oleh arus lalu lintas orang-orang asing yang datang dan pergi dari suatu tempat, daerah atau Negara dan segala sesuatunya yang ada sangkut pautnya dengan proses-proses tersebut.

Robert Mc Intosh & Shashikant Gupta
Pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah, serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan-wisatawan ini serta para pengunjung lainnya.

Dr. Salah Wahab
Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya. Selanjutnya, sebagai sektor yang kompleks, dan juga meliputi industri-industri klasik yang sebenarnya, seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata. Penginapan dan transportasi secara ekonomis juga dipandang sebagai industri.

Malta Tourism Digest www.mtadigest.com.mt
Tourism is a collection of activities, services and industries that delivers a travel experience, including transportation, accommodations, eating and drinking establishments, retail shops, entertainment businesses, activity facilities and other hospitality services provided for individuals or groups traveling away from home
Pariwisata adalah sekumpulan kegiatan, pelayanan dan industri yang memberikan sebuah pengalaman perjalanan, termasuk transportasi, makan, dan minum, yoko, hiburan, dan berbagai macam pelayanan lainya yang disediakan bagi individu atau kelompok selama mereka jauh dari rumah.

Mathieson and Wall (1982) Tourism is "the temporary movement of people to destinations outside their normal places of work and residence, the activities undertaken during their stay in those destinations, and the facilities created to cater to their needs."

Pariwiwsata adalah perpindahan smentara orang – orang dari satu wilayah diluar dari tempat tinggal, tempat bekerja dan lingkungan mereka, kegiatan diambil selama mereka tinggal diwilayah tersebut dan fasilitas sudah disediakan untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Menurut UU RI no. 10 Tahun 2009 Pariwisata adalah “berbagai macam kegiatan dan di dukung sebagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pemgusaha, pemerintah dan pemerintah daerah “

Anonim Pariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya
Pariwisata adalah suatun kegiatan yang menyediakan jasa akomodasi, tranportasi, makanan, rekreasi, serta jasa – jasa lain yang terkait.

Pariwisata adalah Dorongan kepergian: kepentingan politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, agama, kesehatan, maupun hal lain seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar. Pariwisata = Perjalanan Wisata

Smith, S. L. J. 1995. Defining and describing tourism. In Tourism Analysis: A Handbook.Essex, Longman Group Limited, Second Edition: 20-41 World Tourism Organization (WTO): "Tourism is the set of activities of a person traveling to a place outside his or her usual environment for less than a year and whose main purpose of travel is other than the exercise of an activity remunerated from within the place visited

Pariwisata adalah satuan aktivitas seseorang bepergian ke suatu tempat yang berada di luar lingkungannya sehari - hari untuk kurang dari satu tahun dan tujuan utama perjalanan adalah selain dari suatu aktivitas ysng menghasilkan dari tempat yang dikunjungi.

Smith, S. L. J. 1988. "Defining Tourism: A Supply-Side View." Annals of Tourism Research 15(2):179-190.
"Tourism is the aggregate of all businesses that directly provide goods or services to facilitate business, pleasure, and leisure activities away from the home environment."

Pariwisata adalah kumpulan bisnis - bisnis yang secara langsung menyediakan barang-barang atau jasa untuk memfasilitasi,kegiatan untuk kesenangan, istirahat, bisnis selama jauh dari lingkungan rumah.

Cambridge international dictionary of english
Tourism is business of providing services, such as transport, places to stay or entertainment, for people who are on holiday.
Pariwisata adalah kegiatan bisnis yang menyediakan pelayanan, seperti transportasi, tempat untuk tinggal atau hiburan, untuk orang – orang yang sedang berlibur
Jan van Harssel

Tourism is a services industry.
Pariwisata adalah industri jasa

MacCannell
Tourism is a primary ground for the production of new cultural forms on a global base. In the name of tourism, capital and modernized peoples have been deployed to the most remote regions of the world, farther than any army was ever sent
Pariwisata adalah suatu dasar utama untuk produksi bentuk budaya baru pada atas dasar global. Atas nama pariwisata, kota dan orang-orang yang modern telah menyebar ke suluruh daerah di dunia, melebihi dari angkatan bersenjata yang pernah dikirim.

Loundberg : 1997
Pariwisata adalah konsep umum yang sejarahnya kembali ke masa yang lampau ( tahun 1811), atau sebelumnya dan definisinya terus berubah. Istilah Tourism atau kepariwisataan mencangkup orang-orang yang melakukan perjalanan pergi dari rumahnya , dan perusahaan-perusahaan yang melayani mereka dengan cara memperlancar atau mempermudah pejalanan mereka atau membuatnya lebih menyenangkan.

Institute of tourism in Britain
Tourism Society in Britain: 1996
Pariwisata sebagai: Kepergian orang-orang untuk sementara dalam jangka waktu pendek ke tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggal dan tempat berkerja sehari-hari.

Robert Mc Intosh and Shashikant Gupta
Pariwisata adalah merupakan gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis pemerintah tuan rumah, serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan serta pengunjung lainnya.

Prof. Hunziker dan Prof. Krafft
Tourism is a total relationship phenomena linked with the stay of a foreigner at a locality, provided that they do not settle there to exercise a major, permanent or temporary remunerated activity.
Pariwisata adalah keseluruhan gejala dihubungkan dengan tinggal dengan orang asing di suatu tempat, dengan ketentuan bahwa mereka ke sana tidak untuk melakukan suatu aktivitas menghasilkan uang baik permanent ataupun sementara

I Wayan Ardika 2007:29
Pusaka budaya dan pariwisata Pariwisata adalah salah satu fenomena kebudayaan global yang dapat dipandang sebagai suatu sistem

Drs. I Gde Ardika 2002:5
Pariwisata budaya bekelanjutan suatu refleksi dan harapan Pariwisata adalah merupakan suatu bentuk kegiatan manusia, yaitu yang berkaitan dengan penggunaan waktu luang secara tepat da benar.

IB Wyasa Putra 2002:94
Aspek hukum dalam pengembangan pariwisata budaya berkelanjutan Pariwisata adalah media proses budaya seperti media pengenalan budaya dan media interaksi dan akulturasi budaya

Nyoman Sutjipta 2005:63
Revolusi sosial budaya di Bali
Pariwisata hádala alat untuk menvcapai kesejahteraan rakyat.

Robert Christine Mill 2000:21
Tourism international bussiness Pariwisata adalah aktivitas yang dilibatkan oleh orang – orang yang melakukan perjalan

Michel Picard
Bali Pariwisata Budaya dan Budaya pariwisata Pariwisata hádala pengembangan dari ekonomi moneter, memasarkan pemandangan dan hasil budaza manusia, mengubah kawasan – kawasan dan masyarakat dunia menjadi produk pariwisata.

Senin, 01 Juni 2009

Jati Luwih




Jati luwih terletak di kabupaten Tabanan dengan luas daerah persawahan 303 hektar terhitung sejak tahun 2000 – 2008 dan menjadi nominasi warisan budaya dunia. Terdapat dua situs di jati luwih yaitu situs alam dan situs budaya. Situs alam nya adalah sawah seluas 303 hektar dan situs budayanya yaitu cultural landscape Bali seperti Pura Luhur Petali beserta pura swadarma – nya, kegiatan ritual di sawah, Tari Sang Hyang Memedi (Tari Sakral) dan menara jepang.
Menurut Agus Muriawan Putra dari program magister pariwisata Udayana menybutkan selain potensi parhyangan yang disebutkan diataa masih ada aktivitas pawongan atau masyarakat nya yang bias dijadikan potensi yaitu aktivitas disawah seprti mencangkul disawah, nampadin, ngelampit melasah, nandur. Aktivitas setelah panen yaitu negen padi ke lumbung, nebuk padi. Seni budaya masyarakatnya seperti jogged, gong wanita, arja, topeng, wayang, dan beberapa sekaa seperti sekaa shanty, sekaa angklung, dan lain – lain. Selain itu dari segi pelemahannya jati luwih terkenal akan sawahnya yang berterasering, perkebunan, hutan pegunungan, sarana trekking , cycling, pemukiman masyarakat tradisional.Keunggulan sawah di jati luwih yaitu menghasilkan padi merah cendana, beras coklat dan pemandangan hamparan sawah yang sangat indah.
Beberapa kendala yang dihadapi jati luwih yaitu prasarana jalan, SDM, fasilitas kepariwisataan seperti sarana parker, akomodasi local, tourist informasion, souvenir, toilet umum, guide local, open stage, pengelolaan dan promosi, adapan kendala ekternalnya yaitu kondisi politik global, kebijakan tata ruang, mewabahnya penyakit, merebaknya kasus criminal serta penurunan citra Bali.
Namun dari semua kendala ini jati luwih masih tetap menjaga kelestariannya karena mereka mempercai mitos – mitos yang sangat mereka pegang teguh dan tidak berani melanggarnya. Seperti melakukan pujawali di Pura Luhur Petali, mengadakan pengaci ke hutan, di danau tamblingan dan disawah. Hal ini harus dilaksanakan dan memiliki waktu dan hari yang sudah ditentukan .

Strawberry stop terletak di kawasan candi kuning. Obyek wisata ini merupakan zona pengembangbiakan buah stroberry dan juga berbagai macam tanaman hias dan merupakan agrowisata di daerah Tabanan yang mendapat posisi ke empat untuk jumlah kunjungan terbanyaknya. Beberapa buah local menjadi unggulan yang dapat kita nikmati di kawasan candi kuning ini seperti sayuran, kentang, markisa (passion fruit yang paling di gemari) dan tanaman hias. Untuk sayuran agrowisata candi kuning merupakan sebuah trend merk untuk semua jenis sayuran import terutama uang berasal dari pulau jawa harus disortir dulu dikawasan ini yaitu di pasar agro Baturiti.

Tetapi dalam penggarapan agrowisata ini masih terdapat kendala – kendala seperti kurangnya SDM, pelayanan yang kurang, kurang dukungan dari masyarakat, infrastruktur, masih sedikit investor yang melirik agrowisata ini, masalah air pada musim kemarau, sarana, fasilitas, peralatan yang kurang mendukung dan potensi – potensi yang dimiliki kawasan ini belum sepenuhnya tergali. Namun dibalik kendala – kendala yang masih di cari jalan keluarnya, melalui agrowisata ini diharapkan keberadaannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama dibidang perekonomian sehingga penyebaran ekonomi merata dan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat di kawasan ini.

Minggu, 31 Mei 2009

COMPARATIVE ANALYSIS OF TOURIST MOTIVATION BY NATIONALITY AND DESTINATIONS

METIN KOZAK



School of Tourism and Manageent , Mugla University, 48000, Mugla, Turkey Received 3 march 1999; accepted 29 september 2000. Avaible online 6 November 2001.



Abstrak



Objective penelitian ini adalah untuk menjelaskan jika ada perbedaan motivasi antara wisatawan dari Negara yang sama mengunjungi dua destinasi yang berbeda geografinya dan dari dua ngara berbeda mengunjungi destinasi yang sama. Analisis penemuan ini berdasarkan pada tarikan dan dorongan motivasi pada tahun 1872 Wisatawan Inggris dan Jerman yang mengunjungi Mallorca dan Turki pada musim panas tahun 1998. Sebuah seri tabulasi silang dikonduksikan untuk tes perbedaan antara sub sample data respondent. Analisis factor dan seri t-test bebas yang digunakan untuk mengevaluasi data quantitative. Penemuan mendemontrasikan bahwa beberapa motivasi wisatawan ditunjukkan antara kebangsaan dan tempat yang dikunjungi



1. Pendahuluan

Beberapa studi empiris dapat memperluas persamaan dan perbedaan banyaknya grup dalam hubungan pola perjalanan liburan dan tingkah laku yang mengacu pada destinasi yang spesifik. Dengan adanya hal ini, beberapa objek penelitian difokuskan pada pengujian perbedaan budaya dari pandangan tour operator dan tour guide.

Contoh: (Mclellan and Fousher 1983) perbandingan gambaran Amerika yang dipresentasikan di sembilan negara oleh tour operator. (Pizam dan Sussmann 1995) menginvestigasi tour guide dalam persepsi persamaan dan perbedaan antara wisatawan dari empat negara, penelitian lain menjelaskan perbedaan antara wisatawan yang berasal dari negara yang sama mengunjungi destinasi yang sama. Contoh, (Richardson dan Crompton 1988) menguji perbedaan antara dua kelompok kostumer yang memperhatikan bermacam – macam karakter perjalanan liburan.

(Sussmann dan Rashcovesky (1997) mencoba untuk memperluas, walaupun terdapat banyak perbedaan antara dua kelompok dalam hubungan dengan pola perjalanan liburan mereka dan tingkah laku yang mengacu pada destinasi pilihan.

Penemuan pada penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa variabel seperti persepsi wisatawan dari destinasi atau bisnis hospitaliti, level kepuasan, propfil, demografi dan kegiatan wisata yang bermacam – macam tergantung dari ke orisinilan negara (Armstrong, Mok, Go, dan Chan, 1997; Calantone, di Benedetto, Halam, & Bojanic, 1989; Danaher & Arweiler, 1996; Huang, Huang, & Wu , 1996; Richardson &Crompton, 1988). Seperti perbedaan tingkah laku kostumer dan prilaku yang penting dari manajemen destinasi yang dikembangkan melalui fitur setiap kelompok kostumer, segmentasi pasar wisatawan dan memperkenalkan strategi pemasaran yang baru yang sesuai untuk masing – masing pasar.

Bagaimanapun juga penelitian ini ditujukan untuk motivasi wisatawan ( contoh Crompton, 1979; Hill, Mcdonald & Uysal, 1990; Qui Lam, 1999; Ryan 7 Gledon, 1998), Literature yang masih digunakan untuk kekurangan studi empirik yang menginvestigasi motivasi wisatawan yang berbeda antara kelompok dan destinasi untuk itu objek utama penelitian ini adalah untuk mengetahui berbagai macam perbedaan motivasi mereka antara lain
Motivasi antara mereka – mereka yang berasal dari negara – negara yang berbeda dan melakukan perjalan ke destinasi yang sama
Motivasi antara mereka yang berasal dari negara yang sama dan melakukan perjalanan ke dua destinasi yang berbeda yaitu Mollurca dan Turki.





2.Kajian Pustaka



Beberapa literatur yang digunakan untuk memberikan pengertian motivasi wisatawan (Plog 1978; Dann 1977; Mayo & Jarvis, 1981; Goodall 1988; Ross & Iso – Ahola 1991; Witt & Wright 1992; Uysal & Hagan 1993; Pearce, 1993; Ryan 7 Glendon 1998; Qui & Lam 1999)

(Cohen 1972 , Plog 1978; Dann 1977 ) beberapa peneliti merekomendasikan bermacam macam kealamian motivasi wisatawan (yang diciptakan berdasarkan tipologi hubungan antara kepribadian dan kegiatan wisatawan).

(Pearce, 1993) yang lainnya percaya bahwa kostumer memiliki batasan motivasi mereka dari suatu tingkat menjadi overtime lainya.

(Goodall 1988; Witt & Wright 1992) Literatur mengenai perilaku empasi konsumer yang membutuhkan dan motivasi yang terhubung dengan keberadaan pembentuk nantinya.

Orang orang akan tertarik untuk melakukan perjalanan untuk melengkapi psikologi (makanan, iklim, dan kesehatan) dan psikologi petualangan dan kebutuhan relaksasi

Berdasarkan referensi kebutuhan hirearki MASLOW, perjalanan untuk leisure normalnya tidak dihubungkan pada psikologi mereka, nantinya hubungan pertemanan yang baru dan penghargaan akan menjadi sebuah alasan untuk melakukan perjalanan. Banyak peneliti mencatat bahwa motivasi wisatawan adalah multiple dan orang – orang bisa saja memeiliki alasan yang berbeda untuk mengambil hiburan domestik atau internasional.

Setiap destinasi memiliki jumlah penduduk dan jasa untuk menarik pengunjung dan masing – masing wisatawan memiliki kesempatan untuk memilih dan mengatur destinasi (Crompton, 1992)

Perbedaan faktor – faktor dapat memprngaruhi pemilihan destinasi contoh: umur, kepribadian, biaya, jarak, resiko, motivasi maka dari itu literatur yang penting untuk mendorong dan menarik faktor – faktor yang memotivasi wisatawan dalam pemilihan destinasi liburan (Crompton, 1979).

Faktor dorongan yang dihubungkan dan mengacu itangiable / tidak nyata, misalnya keputusan individu untuk melakukan perjalan peristirahatan dan relaksasi, petualangan, kesehatan, faktor – faktor penarik yang dihubungkan dengan destinasi dan karakter yang tangible / nyata seperti pantai, akomodasi, fasilitas, rekreasi, budaya, sumber sejarah (Uysal & Hagan 1993)

Dibawah ini dapat dibagi menjadi beberapa elemen utama destinasi : iklim, ekologi, budaya, arsitektir, hotel, catering, transport, hiburan, biaya, dan lain lainya.Destinasi berdasarkan atributnya dapat dibedakan dari satu destinasi ke destinasi lainnya, pengaturan atribut destinasi bisa dicocokkan kedalam psikografi profil wisatawan contoh: kelompok perjalanan relaksasi memilih destinasi dimana kehidupan malam, hiburan dan olah raga air yang disediakan dimana status sosial akelompok golf, tenis, memancing, kehidupan malam, hiburan, berbelanja, dan perjudian ( Moscardo, Morrison, Pearce, Lang, & O’ leary, 1996; Witt & Wright, 1992; Uysal & Hagan 1993;)

Sama seperti destinasi yang sering multi produk beberapa dapat mengunjungi destinasi pada musim panas hanya untuk relaksasi, lainya pada musim dingin untuk mencari petualangan , motivasi sebagai dimnamik konsep bisa saja bermacam – macam dari satu orang lainya dari satu segmen pasar kelainnya, dari satu destinasi ke destinai lainya sama seperti dari satu proses pembuatan keputusan untuk selanjutnya (Witt & Wright, 1992; Uysal & Hagan 1993;)

Hal ini tidak mengejutkan bahwa konsep motivasi dijelaskan sebagai sebuah elemen dengan segmentasi pasar dalam pariwisara di berbagai investigasi empiris (Crompton, 1979; Card & Kestel, 1988; Ryan & Glendon, 1998; Yavuz, Baloglu, & Usyal, 1998)

Dinvestigasikan bahwa pengujian perbedaan motivasi antara sampel populasi yang diosajikan melalui perbedaan budaya adalah penting untuk di manejeri dalam pengertian wisatawan jumlah dan pelaku, (Kim 1999)

Tergantung penemuan empirik manejemen destinasi harus mempromosikan atribut yang terbaik dan cocok dengan motivasi wisatawan atau fokus pada peerbedaan pasar dimana motivasi wisatawan dan sumber – sumber destinasi harus cocok satu sama lainya . (Lowos, 1991 dan Con, 1989), singkatnya mereka percaya bahwa pengujian keuntungan yang penting untuk wisatawan adalah essensial untuk promosi dan studi perencanaan pada destinasi tersebut selebihnya, hubungan antara motivasi dan level kepuasan, poskonsumsi juga dapat dipercaya berdasarkan kepada satu ketertarikan konsumen untuk meletakkan atau menempatkan motivasi prior mereka ke pengalaman liburan seperti biasa menjadi lebih lengkap (Ros dan Iso Ahola 1991) Kepuasan adalah hubingan intrinsik ke motivasi dalam berbagai bentuk konfirmasi dari pengalaman wisatawan.



3.Rancangan Penelitian



Kuisioner adalah tiga bagian yang dirancang untuk mengukur motivasi wisatawan inggris dan jerman untuk melakukan perjalan ke Mollurca dan Turki sebagai destinasi liburan musim panas. Bagian pertama yang masuk kedalamnya adalah bentuk demografi dan latar belakang data pada responden dan liburan mereka pada dua negara ini. Bagian ini terdiri dari sembilan pertanyaan . Komponen kedua kuisioner berdasarkan pada laporan termotivasi dengan pertanyaan dari awal dan akhir, dengan kata lain untuk menginvestigasi faktor utama bahwa responden sangat penting dalam pemilihan destinasi . di bawah investigasi dalam studi ini. Bagian ketiga terdiri dari empat belas potensi moticasi pada setiap liburan , bagian ini menampilkan pernyatataan seperti ( saya pergi ke molurca dan turki atau malaysia untuk menikmati alam atau saya datang agar dapat nertemu dengan orang lokal. Tujuh point skala likert yang digunakan dan disajikan sebagai berikut :
not importan at all
very unimportant
slighty unimportant
neither unimportant nor unimportant
slighty important
very important
importnt not important



Alasan menggunaka skala likert dan penyajian jumlah multiple motivasi yang mulai sejak awal, motivasi adalah multi dimensial dan kebutuhan wisatawan untuk memiliki pengalaman lebih dari satu selama liburan atau saat berada di suatu destinasi. (Pio, 1989)

Daftar item motivasi disampaikan melalui kuisioner pada grup atau staff pekerja di British university yang mengunjungi mediteranian destinasi pada liburan musim panas, Sample populasi diambil secara acak pada daftar akademik staff , sample yang terpilih adalah Mollurca dan Turki. Tidak ada alasan utama untuk memilih negara ini terkecuali peneliti sudah mengenal kedua destinasi yang di fasilitasi, di koleksi, di interpretasikan sebagai data primer. Wisatawan Inggris dan Jerman mengambil paket wisata ke Mollurca da Turki pada musim panas tahun 1998. Tabel 1. menunjukkan jumlah kedatangan dari wisatwan Inggris raya dan Jerman antara tahum 1990 dan 1997, Pada tahun 1997 jumlah kedatangan ke Mollurca mencapai 1.768.000 orang.



Tabel 1. Jumlah kunjungan wisatawan Inggris dan Jerman ke Turki dan Mollurca (1990 – 1997)
Tahun
Jumlah Wisatawan Inggris
Jumlah Wisatawan Jerman



Turkey
Mollurca
Turkey
Mollurca

"1990
351.458
1.216.600
973.914
1.542.300

"1991
200.183
1.130.400
779.882
1.697.200

"1992
314.608
1.223.500
1.165.164
1.755.800

"1993
441.817
1.558.414
1.118.750
2.577.377

"1994
568.266
1.679.200
994.301
2.264.900

"1995
734.721
1.658.100
1.656.310
2.425.700

"1996
758.433
2.595.800
2.141.778
3.130.700

"1997
915.337
1.768.100
2.338.529
2.859.700

mean
535.681
1.603.761
1.396.078
2.281.709




Dalam penelitian kuantitatif, perluasan sample, memperkecil error sampling dan surveynya lebih akurat (Lewis,1984). Sample tetap didapat dari kunjungan wisata Unggris dan Jerman yang berasal dari bandara internasional Turki danb Mollurca. Sample didapat melalu data para penumpang pesawat ke Turkey dan Mollurca diambil setiap sepuluh calon penumpang yang bersedia untuk berpartisipasi dalam survey ini.

Terrorism and Tourism

Topic: Terrorism and Tourism



The impact of terrorism on Bali’s informal tourism sector





Introduction



Tourism is a sector with immense growth potential in Bali,Tourism is the act of travel and visiting places, independent from the purpose. It includes private travel for holiday and recreation purposes but also business travel.

Definition of the World Tourist Organisation (WTO): Tourists are people who are "travelling to and staying in places outside their usual environment for not more than one consecutive year for leisure, business and other purposes not related to the exercise of an activity remunerated from within the place visited". Tourism can also be defined as a service industry with three main point: transport, accomodatiom,and services.



Terrorism is an anxiety-inspiring method of repeated violent action, employed by (semi-)clandestine individual, group, or state actors, for idiosyncratic, criminal, or political reasons, whereby—in contrast to assassination—the direct targets of violence are not the main targets. The immediate human victims of violence are generally chosen randomly (targets of opportunity) or selectively (representative or symbolic targets) from a target population, and serve as message generators. Threat- and violence-based communication processes between terrorist (organization), (imperiled) victims, and main targets are use to manipulate the main target (audience(s), turning it into a target of terror, a target of demands, or a target of attention, depending on whether intimidation, coercion, or propaganda is primarily sought". Schmid and Jongman (1988)



Tourism is growing steadily in many developing countries. Prices for long-haul flights are decreasing, and governments and donors encourage tourism as a way to increase foreign exchange, employment and income. However, tourism is prone to risk from uncontrollable ‘shocks’, such as health scares, terrorist attacks and natural disasters. In this. Based on background above the problem that will be discussed is the impact of terrorism on Bali’s tourism sector.



The impact of terrorism on Bali’s tourism sector

Tourism dominates the economy in Bali, with few alternative ways to make a living. The rapid growth in tourism has attracted migrants from other parts of Indonesia. While most Balinese are Hindu, the majority of migrants are Muslims. Most of the beach vendors in this study were immigrant Muslims from other islands. They were mainly young men, many of whom had learned foreign languages through their work, a useful skill in tourism.

The decline in visitor numbers after the 2002 bombings had several impacts. The beach vendors ranked these as follows:

* Most important was their loss of income, which fell by around two thirds. This meant vendors struggled with many major expenses, such as children’s education and participation in religious ceremonies and festivals.
* Stress, depression, crime and alcoholism all increased. These in turn affected social networks; for example, stealing caused a breakdown in trust between vendors.
* Tension between Hindus and Muslims increased. Hindus blamed Muslims for the bombings and their impact on the decline in tourism.
* Competition increased between vendors, because there were fewer tourists. This problem may not be resolved as tourist numbers recover, because more immigrant workers are also likely to arrive in Bali.

The researchers found that almost all assets – including skills, education, and access to finance, infrastructure and government services – had been negatively affected by the bombings. While the social networks between family and friends remained strong, especially in times of hardship, relationships between Hindu and Muslim communities had deteriorated.

Many people working in popular destinations have no alternative options, such as a second job or business. They will always be extremely vulnerable to shocks including terrorism. Based on the experiences in Bali, the researchers conclude:

* In places where no economic alternatives to tourism exist, such as Bali, policymakers should not promote tourism as a way to reduce the vulnerability of poor people. It actually makes them more vulnerable, because of the risk of shocks to the sector.
* A collapse in tourist arrivals corresponds to a collapse in incomes, causing vendors to sell their assets and cut back on costs, such as their children’s education. This has long-term social and economic impacts that do not easily recover when tourists return.

Source(s):
‘Terrorism and Tourism: the Vulnerability of Beach Vendors’ Livelihoods in Bali’, Journal of Sustainable Tourism 15.3, pages 249-266, by Kathleen Baker and Alex Coulter, 2007

Senin, 11 Mei 2009

EXCURSION TOUR : MEET TRADITIONAL HEALER (BALIAN)

Bila anda wisatawan pencinta magis atau ingin mengungkap rahasia seorang dukun tradisional (balian) maka jangan pernah lewatkan satu produk wisata alternatif yang bernama “meet traditional healer (balian)”. Jenis excursion tour ini tergolong unik karena wisatawan dipertemukan langsung dengan dukun tradisional (balian) melalui jasa pramuwisata. Balian sebagai salah satu kontributor untuk menciptakan pengalaman wisatawan yang berbeda dan untuk meyakinkan wisatawan bahwa di Bali jauh sebelum mengenal rumah sakit telah ada sistem pengobatan tradisional yang dikenal dengan “usadha” (menggunakan sarana tumbuh-tumbuhan yang mengandung khasiat obat). Usadha adalah peninggalan para leluhur yang sampai saat ini masih dipertahankan keberadaannya oleh masyarakat. Pengobatan tradisional ini bersumber dari kitab pengobatan Hindu yang umurnya telah ribuan tahun yaitu Ayurweda.
Adapun produk ini dikemas untuk memperkenalkan kepada wisatawandan memuaskan rasa keingintahuan mereka terhadap kekuatan magis dan bahwa di Bali dari zaman dulu telah memiliki pengobat atau dokter tradisional yang disebut “balian”. Dengan keahliannya mereka bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit yang terdeteksi oleh dokter dan bahkan bisa menyembuhkan jenis penyakit yang tak terdeteksi oleh alat periksa canggih sekalipun. Di Bali terdapat lima jenis balian dengan masing-masing keunggulannya. Pertama, balian usada adalah seseorang dengan sadar belajar tentang ilmu pengobatan, baik melalui guru, belajar pada balian yang lebih senior, maupun belajar sendiri melalui sumber-sumber dari kitab. Kedua, balian ketakson adalah seseorang yang mendapat keahlian melalui taksu. Taksu adalah kekuatan gaib yang masuk kedalam diri seseorang dan mempengaruhi orang tersebut, baik cara berfikir, berbicara maupun tingkah lakunya. Karena kerasukan taksu itulah orang tersebut mampu mengobati orang yang sakit. Ketiga, balian kapican adalah orang yang mendapat benda bertuah dalam beragam bentuk seperti uang kepeng, keris dan batu permata yang dapat dipergunakan untuk menyembuhkan orang sakit. Balian jenis kedua dan ketiga biasanya tidak bertahan lama. Keampuhannya bisa hilang setiap saat bila Yang Kuasa menghendakinya. Keempat, balian panengen adalah balian yang berusaha berbuat baik , berupaya untuk mengobati pasiennya agar sembuh seperti sedia kala. Kelima, balian Pangiwa adalah balian yang membuat penyakit atas pesanan orang lain atau dia ingin memamerkan keahliannya sehingga seseorang jatuh sakit. Dengan kemampuannya, dia dapat menyembuhkan orang yang dibuatnya sakit menjadi sembuh seperti semula. Jenis balian ini disebut balian ugig ( usil atau jahil) dan masyarakat Bali kerap mengatakan balian ini bisa ngeleak. Ada beberapa cara yang dipakai untuk membuat orang jatuh sakit oleh balian ugig melalui :

1. Desti adalah kekuatan gaib yang bisa membuat orang jatuh sakit dengan menggunakan sarana dari bagian tubuh seseorang yang akan dibuat sakit seperti rambut, kuku, tanah bekas pijakannya, pakaian, foto atau boleh diganti dengan telor ayam berwarna merah (biing) dan air. Benda-benda itu dirajah (gambar magis) lalu diberi mantera dengan gambar sesuai bencana yang diinginkannya dan balian akan menyebut nama yang akan dibencanai tepat tengah malam. Pada saat itu pula orang yang dituju jarak jauh merasakan keanehan pada dirinya dan jatuh sakit.

2. Pepasangan adalah rerajahan (kekuatan magis) yang ditanam secara rahasia di pekarangan orang yang akan dibencanai disertai mantera. Adapun benda yang dipakai pepasangan adalah daun rontal, kertas, tulang binatang, gigi binatang, rambut, jarum, sabut kelapa, logam dan sebagainya.

3. Leak adalah sosok tubuh balian yang dapat berubah jadi mahluk yang diinginkan seperti kera, babi, anjing bahkan dapat berwujud sepeda motor atau mobil atau hanya berupa api atau sinar. Hal ini adalah suatu ilusi dengan menyulap atau menyihir mata kita sehingga orang barat mengidentikkan dengan kekuatan yang disebut black magic.

4. Bebahi atau bebai adalah penyakit yang dibuat dari raga janin dan kanda pat (ari-ari, lamad, yeh nyom, getih). Setelah benda-benda ini diupacarai dan dirajah serta diberi mantera maka dikirimlah sarana ini secara gaib ke orang yang akan dibencanai. Bila mampu masuk kedalam tubuhnya maka orang tersebut akan terkena penyakit bebahi atau bebainan.

5. Teluh, Teranjana dan Moro: Teluh adalah sesosok mahluk mirip manusia dengan muka bengkak dan mata besar mencorong seperti rangda. Teranjana adalah berwujud bayangan manusia yang nerawang. Moro semacam leak yang dapat menyebabkan penyakit moro. Ketiga bentuk ini bila menyerang seseorang akan menyebabkan pingsan setiap saat, Kadang-kadang berbicara sendiri seperti orang setengah sadar tanpa ujung pangkal.

Uniknya, jenis-jenis penyakit non medis yang dibuat oleh balian pengiwa ini bisa ditangkal dan diobati oleh balian penengen, balian usada, balian ketakson dan balian kapican. Bila anda wisatawan yang ingin meramal nasib masa depan termasuk perkembangan bisnis, harmonisasi keluarga dan ingin menjaga hubungan baik dengan staf atau relasi di kantor, pastikan kunjungi salah seorang healer (balian) disela-sela liburan anda di Bali.
Menyikapi makin banyaknya permintaaan wisatawan untuk berinteraksi langsung dengan healer (balian), maka sejak tahun 2007 yang lalu peluang ini dirintis oleh Bali Tours & Travel. Berikut adalah jadwal tour bertemu balian, lokasi dan harga.

No.
Lokasi / Jadwal
Jenis Tour
Harga
01. Sanur, Denpasar, Kuta, Nusa Dua, Kerobokan, Ubud (setiap hari kecuali bulan mati (tilem), purnama (bulan penuh) dan kliwon (hari raya)
Half day tour (5–6 hours)
US $ 70/Person termasuk return transfer, offerings (sesajen), fee (sesari) untuk healer ( balian ).

02. Singaraja, Tabanan, Bangli, Karangasem, Negara, Klungkung (setiap hari kecuali bulan mati (tilem), purnama (bulan penuh) dan kliwon (hari raya).
Full day tour (10 hours)
US $ 100/Person termasuk return transfer, offerings, sesari (fee) to the healer ( balian ).




Untuk Reservasi hubungi :
Bali Tours & Travel
Phone : 0361 – 287720 atau langsung melalui tour guide incharge.

Definisi Pariwisata

Mata Kuliah :HUKUM PARIWISATA

I.B WYASA PUTRA , SH., M. Hum






DEFINISI PARIWISATA
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

PARIWISATA atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Seorang wisatawan atau turis adalah seseorang yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan rekreasi, merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia.

Definisi yang lebih lengkap, turisme adalah industri jasa. Mereka menangani jasa mulai dari transportasi; jasa keramahan - tempat tinggal, makanan, minuman; dan jasa bersangkutan lainnya seperti bank, asuransi, keamanan, dll. Dan juga menawarkan tempat istirahat, budaya, pelarian, petualangan, dan pengalaman baru dan berbeda lainnya.

Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata"

Kategori: Rintisan bertopik pariwisata | Industri pelayanan | Pariwisata



TOURISM is a complicated, multi sectoral, and fragmented activity, involving other section such as agriculture, fisheries and manufacturing, histories, park, and recreation features, various community facilities and services, and transfortation and other infrastructure.

Inskeep, Edward, Tourism Palning , An Integrated and Sustainable Development Approach, Van Nostrand Reinhold, New York, 1991, hlm 16. Hukum Bisnis Pariwisata hlm 17



Menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan Bab I Pasal 1 ; dinyatakan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata


Jadi pengertian wisata itu mengandung unsur yaitu : (1) Kegiatan perjalanan; (2) Dilakukan secara sukarela; (3) Bersifat sementara; (4) Perjalanan itu seluruhnya atau sebagian bertujuan untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.

Sedangkan pengertian objek dan daya tarik wisata menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 yaitu yang menjadi sasaran perjalanan wisata yang meliputi :
1. Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna, seperti : pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis, serta binatang-binatang langka.

2. Karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro (pertanian), wisata tirta (air), wisata petualangan, taman rekreasi, dan tempat hiburan.

3. Sasaran wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat-tempat ziarah dan lain-lain.



Kemudian pada angka 4 di dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 dijelaskan pula bahwa Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Dengan demikian pariwisata meliputi :

1. Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata.
2. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata, seperti : Kawasan wisata, taman rekreasi, kawasan peninggalan sejarah ( candi, makam), museum, waduk, pagelaran seni budaya, tata kehidupan masyarakat, dan yang bersifat alamiah : keindahan alam, gunung berapi, danau, pantai dan sebagainya.
3. Pengusahaan jasa dan sarana pariwisata, yakni :

1. Usaha jasa pariwisata (biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata, pramuwisata, konvensi, perjalanan insentif dan pameran, impresariat, konsultan pariwisata, informasi pariwisata);
2. Usaha sarana pariwisata yang terdiri dari : akomodasi, rumah makan, bar, angkutan wisata dan sebagainya;
3. Usaha-usaha jasa yang berkaitan dengan penyelenggaraan pariwisata.
Pariwisata menurut Robert McIntosh bersama Shaskinant Gupta dalam Oka A.Yoeti (1992:8) adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan-wisatawan serta para pengunjung lainnya.



Menurut Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar ( 2000:46-47) menjelaskan definisi pariwisata sebagai berikut : Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamsyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.


Menurut definisi yang lebih luas yang dikemukakan oleh H.Kodhyat (1983:4) adalah sebagai berikut : Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Sedangkan menurut pendapat dari James J.Spillane (1982:20) mengemukakan bahwa pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah dan lain-lain.


Menurut Salah Wahab (1975:55) mengemukakan definisi pariwisata yaitu pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya, sebagai sektor yang komplek, pariwisata juga merealisasi industri-industri klasik seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata, penginapan dan transportasi.

Sedangkan pengertian Kepariwisataan menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 pada bab I pasal 1, bahwa Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Artinya semua kegiatan dan urusan yang ada kaitannya dengan perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, pengawasan, pariwisata baik yang dilakukan oleh pemerintah, pihak swasta dan masyarakat disebut Kepariwisataan.



Nyoman S. Pendit (2003:33) menjelaskan tentang kepariwisataan sebagai berkut :

Kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan langsung terhadap kemajuan kemajuan pembangunan atau perbaikan pelabuhan pelabuhan (laut atau udara), jalan-jalan raya, pengangkutan setempat,program program kebersihan atau kesehatan, pilot proyek sasana budaya dan kelestarian lingkungan dan sebagainya. Yang kesemuanya dapat memberikan keuntungan dan kesenangan baik bagi masyarakat dalam lingkungan daerah wilayah yang bersangkutan maupun bagi wisatawan pengunjung dari luar. Kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan dan sumbangan terhadap pelaksanaan pembangunan proyek-proyek berbagai sektor bagi negara-negara yang telah berkembang atau maju ekonominya, dimana pada gilirannya industri pariwisata merupakan suatu kenyataan ditengah-tengah industri lainnya.



Djulianto Susantio

Pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, dan berziarah. Wisatawan adalah orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dari kunjungannya itu. Demikian dikatakan Dr. James J. Spillane dalam bukunya Pariwisata Indonesia, Sejarah dan Prospeknya

Hingga kini masih banyak definisi lain tentang pariwisata. Kebanyakan mencerminkan sudut pandang atau kepentingan masing-masing. Perbedaan sudut pandangan atau kepentingan itulah yang menyebabkan adanya berbagai jenis pariwisata. Spillane membagi pariwisata atas enam jenis khusus, yaitu pariwisata untuk menikmati perjalanan, pariwisata untuk rekreasi, pariwisata untuk kebudayaan, pariwisata untuk olahraga, pariwisata untuk urusan usaha dagang, dan pariwisata untuk berkonvensi.
Pariwisata untuk menikmati perjalanan dilakukan untuk berlibur, mencari udara segar, memenuhi keingintahuan, mengendorkan ketegangan saraf, melihat sesuatu yang baru, menikmati keindahan alam, dan mendapatkan kedamaian

Pariwisata untuk rekreasi dilakukan sebagai pemanfaatan hari-hari libur untuk beristirahat, memulihkan kesegaran jasmani dan rohani dan menyegarkan keletihan.
Pariwisata untuk kebudayaan ditandai serangkaian motivasi seperti keinginan belajar di pusat riset, mempelajari adat-istiadat, mengunjungi monumen bersejarah dan peninggalan purbakala dan ikut festival seni musik.

Pariwisata untuk olahraga dibagi menjadi dua kategori, yakni pariwisata olahraga besar seperti Olimpiade, Asian Games, dan SEA Games serta buat mereka yang ingin berlatih atau mempraktikkan sendiri, seperti mendaki gunung, panjat tebing, berkuda, berburu, rafting, dan memancing.

Pariwisata untuk urusan usaha dagang umumnya dilakukan para pengusaha atau industrialis antara lain mencakup kunjungan ke pameran dan instalasi teknis.
Pariwisata untuk berkonvensi berhubungan dengan konferensi, simposium, sidang dan seminar internasional.



I Gde Pitana :Apresiasi Kritis Terhadap Kepariwisataan Bali”

Pariwisata adalah suatu kegiatan ekspor, tetapi komuditas yang doekspor ”goes nowwhere. Sebagai kegiatan ekspor, komuditas yang dijual tidak dibawa ke kuar negri tetapi pembeli atau konsumen yang datang. Konsumen me,beli komuditas yang ditawarkan, untuk langsung dinikmati ditemoat dimana komuditas tersebut diproduksi. Selanjutnya konsumen kembali ke negrinya tanpa membawa komuditas yang telah di belinya.

Robert Cristie Mill ”The Tourism The International Bussiness”

Pariwisata adalah adalah bukan industri, meskipun pariwisata meningkatkan beragam industri. Pariwisata adalah aktivitas yang dilibatkan oleh orang – orang yang melakukan perjalanan.



Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang di dukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah.

Nomor 9 Tahun 1990 dijelaskan pula bahwa Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.



Kode Etik Kepariwisataan Dunia atau Global Code of Ethics for Tourism

Sepuluh butir kode etik kepariwisataan dunia ini meliputi: 1. Kepariwisataan untuk membangun saling pengertian dan menghormati antar penduduk dan masyarakat. 2. Kepariwisataan sebagai media untuk memenuhi kebutuhan "kualitas hidup". 3. Kepariwisataan sebagai faktor pembangunan berkelanjutan. 4. Kepariwisataan sebagai pemakai dan penyumbang pelestarian warisan budaya. 5. Kepariwisataan adalah kegiatan yang menguntungkan bagi negara dan masyarakat penerima wisatawan. 6. Kewajiban para pemangku kepentingan kepariwisataan. 7. Hak dasar atau asasi berwisata. 8. Kebebasan bergerak bagi para wisatawan. 9. Hak para pekerja dan pengusaha dalam industri pariwisata. 10. Implementasi kode etik.

ISTANA TAMPAK SIRING

ISTANA TAMPAK SIRING

Bali yang terkenal memiliki berbagai macam keunikan dan atraksi – atraksi yang mampu menarik wisatawan untuk tidak henti – hentinya datang ke Bali yang kecil namun surga bagi wisatawan. Pulau dewata, Pulau seribu Pura, Island of paradise adalah beberapa sebutan untuk Bali bagi mereka – mereka yang sudah pernah mengunjungi Bali. Dengan kemajuan teknologi, SDM yang semakin berkualitas, serta Pelayanan di bidang pariwisata yang semakin di lengkapi dengan tersedianya fasilitas, akomodasi yang walaupun dalam perjalannya masih banyak memiliki kekurangan dan kebaikannya. Kebudayaan bali merupakan salah satu daya tarik yang banyak diminati oleh para wisatawan baik internasional ataupun domestic. Selain itu adanya situs – situs purbakala dan peninggalan sejarah juga menjadi salah satu kegemaran para wisatawan yang tidak akan terlewatkan oleh mereka jika berkunjung ke Bali.

Peninggalan sejarah berupa istana, candi, arca dan sebagainya sangat menarik antusias wisatawan untuk mengetahui lebih dalam bagaimana sejarah bangunan atau peninggalan – peninggalan sejarah lainnya. wisata sejarah merupakan salah satu produk wisata dari sekian banyak produk wisata yang ditawarkan untuk mendatangkan wisatawan. Salah satunya yang merupakan peninggalan masa lampau yang saat ini masih bisa dinikmati dan tetap mendapat perhatian untuk keberadaannya adalah Istana Tampak siring.

Istana tampak siring merupakan salah satu dari ke enam istana Republik Indonesia yaitu Istana Merdeka (Palais Koningsplein), Istana Merdeka (Palais Rijwijk), Istana Bogor (Buitenzorg), Pesanggrahan (Tempat peristrirahatan Cipanas), Gedung Negara Yogyakarta dan Istana Tampak Siring. Istana ini dibangun oleh Presiden RI kita yang pertama setelah kemerdekaan. Lokasinya terletak di Desa dan Kecamatan Tampak sirirng, kabupaten Gianyar,± 46 km dari kota Denpasar. Jalan untuk menuju kesana cukup baik untuk dilewati, disamping itu juga banyak pemandangan indah yang bisa kita jumpai, udara yang segar dan menyejukkan, kehidupan masyarakat lokalnya yang terlihat teratur menjadi hal yang menarik untuk diamati selama perjalanan menuju ke Istana Tampak siring.

Sebelum memasuki kawasan Isatana Tampak siring terlihat beberapa kios – kios makanan, dan sebuah sekolah yang tepat berada di barat Gerbang Khusus kunjungan Kantor Istana Tampak Siring. Sebelum memasukki Istana tampak siring pengunjung harap lapor pada petugas keamanan disana, tidak mudah untuk masuk ke dalam istana karena serangan bom pada oktober 2002 yang menewaskan banyak orang tersebut, pengamanan istana lebih diperketat. Tidak semabarang orang atau pengunjung bisa memasuki istana Tampak siring tanpa persetujuan dan izin dari petugas. Kita harus mengajukan surat pengantar kepada Kepala Rumah Tangga Istana Tampak Siring dalam hal izin berkunjung

LOKASI

Istana Kepresidenan Tampaksiring berada di desa Tampaksiring. Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Pulau Bali, lebih kurang 40 kilometer dari Denpasar, terletak pada ketinggian lebih kurang 700 meter dpl dengan luas areal 25 hektar. Dari denpasar dapat ditempuh dengan waktu sekitar satu jam menggunakan kendaraan roda dua. Lokasi istana lebih tinggi dari daerah sekitarnya.

Dahulunya tanah seluas 25 hektar ini dimiliki oleh dua kerajaan yaitu kerajaan gianyar dan kerajaan tampak siring. Bagian utara dari Istana merupakan pusat perkantoran dan pendopo kemudian semakin ke timur terdapat wisma negara yang berhubungan dengan wisma merdeka melalui jembatan persahabatan. Dimurnya dengan jarak 55 meter dibawah bangunan istana terdapat Pura Tirta Empul dan pemandian. Untuk mencapai komplek dapat ditempuh melalui dua pintu pertama di bagian utara yaitu pintu khusus untuk kunjungan kantor, di bagian selatan pintu kunjungan untuk wisatawan dan pintu bagian tengah merupakan pintu protokol khusus dilalui oleh kunjungan Presiden dan tamu negara yang sedang berlibur ataupun sedang mengikuti konfrensi. Tapi tidak jarang konfrensi tersebut juga dilaksanakan di Istana Tampak Siring.

SEJARAH DIDIRIKAN

Bila dibandingkan dengan istana - istana kepresidenan yang berada di tengah kota besar yang sibuk atau di pinggir jalan raya yang ramai di Pulau Jawa, Istana Tampaksiring tampak istimewa. Ia bukan hanya terpencil sendiri di Pulau Bali, tapi juga seakan-­akan mengawasi seluruh kedamaian lanskap pulau itu. Memandang ke arah selatan dari salah satu sudut Istana, akan tampaklah jalan yang raya yang menghubungkan pantai barat dengan Singaraja di pantai timur. Ke arah utara pada pagi hari cerah, terlihat Gunung Batur, dan sedikit ke arah timur, Gunung Agung menjulang.

Istana Tampaksiring istimewa karena ia adalah satu-satunya Istana yang dibangun pada masa kemerdekaan. Agaknya, Presiden Soekarno telah jatuh cinta pada pandangan pertama dengan bentangan tanah di Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar itu. Matahari yang terbit dari belakang Gunung Agung, Pura Tirta Empul dengan kolam pemandiannya, hamparan teras sawah nun di bawah sana, juga suara sayup-sayup tetabuhan gamelan yang dibawa desir angina - semua itu telah menarik hati Bung Karno sejak menjejakkan kaki di sana.

Istana Tampak Siring yang mulai dibangun mulai Tahun 1957 selesai 1963 dengan pemrakarsanya adalah Presiden RI pertama Ir. Soekarno. Kecintaan Bung Karno kepada pesanggrahan Tampaksiring membuat Raja Gianyar kemudian menyerahkan lahan pesanggrahan itu kepada negara. Pada 1955, Presiden Soekarno memerintahkan arsitek R.M. Soedarsono membuat rancang-bangun untuk Istana Kepresidenan di sana.

Pembangunan Istana Tampaksiring dipersiapkan pada 1956 oleh Jawatan Pekerjaan Umum. Soedarsono sendiri adalah seorang arsitek di jawatan itu. Bangunan Wisma Merdeka mulai didirikan pada 1957 - di atas lahan pesanggrahan Raja Gianyar yang dirobohkan - di bawah pengawasan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Seksi Gianyar, Tjokorda Gde Raka.

Berbeda dengan bangunan-bangunan Istana Kepresidenan yang dibangun pada masa penjajahan Belanda, Istana Tampaksiring menonjolkan ciri keindonesiaan yang hangat. Tidak ada pilar-pilar besar yang menampilkan kesan keagungan dan kekuasaan duniawi. Rancang-bangunnya sangat fungsional, menonjolkan kesederhanaan dan fungsinya sebagai wisma peristirahatan. Batu-batu alam dan batubata halus khas Bali sengaja ditonjolkan untuk menciptakan corak kedaerahan. Ukiran batu paras dan tiang-tiang kayu gaya Bali teras dipadu dalam konsep arsitekturya, bukan sebagai elemen tambahan yang ditempelkan.

Konstruksi beton digunakan untuk menerjemahkan rancang-bangun yang menuntut bentangan-bentangan lebar. Semua bahan kayu jati serta bahan-bahan bangunan lainnya - ­kecuali pasir dan batubata - didatangkan dari Jawa. Adapun elemen artistiknya - ukiran kayu dan batu-dikerjakan oleh para seniman Bali.

Bung Karno sendiri memberi banyak masukan pada rancang-bangun Istana Tampaksiring yang cirinya kemudian menjadi unsur pengikat bagi bangunan-bangunan kepresidenan yang dibangun pada masanya. Paduan wama oranye muda - versi lembut dari wama natural batubata - dan abu-abu yang dipilih Bung Karno juga merupakan elemen kesamaan yang seakan tidak lekang oleh zaman. Beberapa bangunan yang mempunyai ciri arsitektur serupa adalah rumah pribadi Bung Karno di Batutulis, Bogor; Pesanggrahan Pelabuhan Ratu; dan Wisma Dyah Bayurini di kompleks Istana Bogor.

Salah satu dari arsitektur dari bangunan-bangunan Istana karya Soedarsono adalah penggunaan pipa-pipa sebagai susuran (railing) di beberapa teras. Sekilas tampak seperti susuran ­kapal, sebetulnya pipa-pipa itu juga berfungsi sebagai saluran air.

Pembangunan Istana Tampaksiring juga mempertimbangkan kondisi sosial lingkungan sekitar. Sebelum bangunan Istana didirikan, dibuatlah sebuah pusat kesehatan masyarakat dan pos polisi di Desa Manukaya. Unit pembangkit listrik yang dibangun khusus untuk Istana pun ikut dinikmati oleh masyarakat sekitar.

Tidak hanya terlibat dalam rancang-bangun, Bung Karno yang insinyur sipil itu juga banyak ikut serta dalam pelaksanaan konstruksi. Ia beberapa kali berkunjung ke Bali untuk melihat kemajuan pembangunan Istana Tampaksiring. Misalnya, ia cepat melihat ketika sebuah papan lis sepanjang 25 meter temyata tidak lurus terpasang. Kadang-kadang ia juga melakukan sejumlah perubahan kecil terhadap rancang-bangun secara langsung di lokasi.

Bung Karno menggagas pendirian sebuah kediaman presiden di Tampaksiring karena dengan semakin eratnya perhubungan dengan dunia - Indonesia mulai menerima banyak tamu negara yang banyak pula di antaranya yang menyatakan minat untuk mengunjungi Bali.

Sang presiden memang piawai memilih tempat-tempat yang akan dipakainya sebagai rumah hunian atau rumah tetirah. Untuk menentukan lokasi tanah bagi rumah kediaman pribadinya di kawasan Batutulis, Bogor, misalnya, ia menggunakan helikopter untuk memilih hamparan tanah yang mempunyai hadapan terbaik ke arah Gunung Salak. Namun Bung Karno tidak lagi memerlukan helikopter pada saat memilih lokasi tapak di Tampaksiring itu sebagai tempat untuk membangun Istana Kepresidenan. Dalam beberapa kali kunjungannya ke Bali sebelum 1955, ia sudah sering bermalam di rumah tetirah milik Raja Gianyar di Tampaksiring. Pada masa Raja Gianyar V dan VI, pesanggrahan itu banyak dimanfaatkan oleh para tamu asing, khususnya pejabat pemerintah Hindia - Belanda. Para orang tua di desa itu masih ingat bagaimana pesanggrahan itu tiba-tiba bersinar terang dengan cahaya lampu petromaks bila Bung Karno datang ke sana. Pada masa-masa awal kunjungannya ke Tampaksiring, selain ketiadaan listrik, Bung Karno juga masih menyaksikan betapa sulitnya orang memikul air mendaki lereng terjal untuk mencukupi kebutuhan di pesanggrahan.

Bung Karno juga menyukai beberapa pura yang terlihat magis di sekitar pesanggrahan Tampaksiring. Selain Pura Tirta yang berada di Tirta Empul, persis di bawah pesanggrahan terdapat Pura Tegeh dan Pura Puca di tengah hutan di belakang Tirta Empul, serta Pura Gunung Kawi yang tidak seberapa jauh dari pesanggrahan.

Sebuah lapangan pendaratan helikopter juga dibangun di seberang Wisma Merdeka, sesuai dengan kegemaran Bung Karno menggunakan helikopter setiap kali berkunjung ke Tampaksiring. Sebagai penyayang tanaman, Bung Karno dulu selalu meminta agar beberapa staf Istana memegangi pohon-pohon bougainville yang ditanam di dekat tempat pendaratan agar tidak rusak didera angin pusaran dari baling-baling helikopter.

Sentuhan pribadi Bung Karno juga sangat kental terasa pada berbagai elemen keindahan Istana Tampaksiring. Beberapa petugas Istana masih ingat betul betapa Bung Karno sangat terlibat dalam memilih jenis pohon yang akan ditanam serta di mana tepatnya pohon itu ditempatkan. Petugas-petugas taman diminta untuk memancangkan tiang bambu di tempat sebuah pohon akan ditanam. Bung Karno mengamati letak tiang bambu itu dari berbagai penjuru. Kadang-kadang, ia memerlukan waktu beberapa hari sebelum menyetujui letak pohon baru yang akan ditanam. Sebagai seorang insinyur, ia juga selalu memperhitungkan letakan pohon berdasar proyeksi ketika nantinya tumbuh menjadi besar.

Demikian pula ketika jika akan membuat kolam, Bung Karno biasanya meminta seutas tali panjang yang dipakainya untuk membentuk garis tepi kolam yang akan dibangun. Dengan tali itu ia membentuk kolam-kolam yang hingga kini menghiasi Istana Tampaksiring. Penempatan lukisan dan patung pun tidak lepas dari campur tangan Bung Karno.

Di hamparan pekarangan Istana Tampaksiring terdapat banyak pohon-pohon rindang, terutama beringin dan leci. Tiap bulan Desember, pohon-pohon leci di Istana Tampaksiring seperti juga pohon-pohon leci lainnya di Pulau Bali-menyuguhkan buahnya yang lebat dan lezat.

Bung Karno pun sering membawa bibit pohon bila pulang dari perjalanan muhibahnya ke luar negeri atau daerah-­daerah Indonesia lainnya. Bibit pohon kembang saputangan yang ditanam di depan Wisma Merdeka dibawa oleh Bung Karno ketika berkunjung ke Istana Malacanang di Filipina. Begitu cintanya Bung Karno pada tumbuh-tumbuhan sehingga pada masa itu ada ketentuan untuk membuat berita acara bila ada pohon yang tumbang atau rusak di lingkungan Istana Kepresidenan.

Beberapa pohon lain di Istana Tampaksiring juga merupakan oleh-oleh dari para pejabat negara. Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Ahmad Yani, misalnya, membawa bibit tiga pohon cemara dari Irian Barat yang ditanam di dekat jembatan lengkung. Pohon itu untuk mengenang Operasi Trikora membebaskan Irian Barat dari pendudukan Belanda.

Sejak pertengahan 1990-an, di hamparan hijau yang luas itu juga tampak beberapa ekor rusa merumput. Rusa-rusa ini didatangkan khusus dari Istana Bogor untuk menambah semarak Istana Tampaksiring.

Bung Karno jugalah yang secara pribadi mengisi Istana Tampaksiring dengan koleksi lukisan dan benda seni yang sangat kaya. Koleksi benda-benda seni itu antara lain diwakili oleh karya-karya pematung Bali yang terkenal, Cokot, serta pelukis-pelukis kenamaan seperti Le Mayeur, Rudolf Bonnet, Dullah, Sudarso, dan Agus Djaja. Di Istana Tampaksiring juga ditemui sebuah karya langka Rudolf Bonnet berupa lukisan pemandangan. Bonnet biasanya melukis sosok manusia.

Kecintaan Bung Karno kepada Bali, khususnya Istana Tampaksiring yang merupakan buah gagasannya, barangkali tidak dapat dilepaskan dari kenyataan bahwa ia sendiri. mempunyai garis darah Bali. Ayahnya, Raden Soekemi Sosrodihardjo, adalah seorang guru yang didatangkan dari Jawa oleh pemerintah Hindia-Belanda untuk mengajar di Bali. Pada saat berdinas di Banjar Bale Agung, Buleleng, itulah Soekemi jatuh hati pada Nyoman Rai Sarimben. Dari pasangan ini, lahirlah Sukarno pada 6 Juni 1901.

Bung Karno sendiri memang selalu dikenal mudah akrab dengan siapa saja khususnya dengan orang-orang di sekitarnya. Di Istana Bogor atau di Istana Cipanas misalnya, ia sengaja berbahasa Sunda dengan para staf Istana untuk menciptakan suasana keakraban. Bung Kamo yang lama tinggal di Bandung semasa mahasiswa, dan pernah menikah dengan putri Parahiangan Ibu Inggit Garnasih, tentu saja cukup fasih berbahasa Sunda. Dengan masyarakat di sekitar Istana TampaKsiring pun Bung Karno terkenal sangat akrab. Pernah pada suatu hari ia turun ke Tirta Empul dan membagi-bagi sabun mandi kepada semua orang yang sedang mandi di sana. Bung Karno juga sering duduk minum kopi sambil menikmati jajanan yang disuguhkan masyarakat

Desa Manukaya setiap kali ia berkunjung ke rumah-rumah penduduk. Dalam kunjungan informal seperti itu ia selalu membawa sesedikit mungkin pengawal. Istana Tampaksiring pada masa Bung Karno merupakan tempat yang terbuka bagi masyarakat. Di dekat pintu masuk, misalnya, Bung Karno mengizinkan lapangannya dipakai oleh masyarakat desa untuk bermain sepak bola. Masyarakat pun bebas melintasi kompleks Istana menuju ke Tirta Empul untuk melakukan ibadah dan upacara-upacara keagamaan. Sekarang bahkan dibuatkan koridor yang merupakan jalan pintas khusus menyusuri lembah bagi masyarakat Desa Manukaya untuk meneapai Tirta Empul.

Selain itu sejarah pembangunannya nama Tampak Sirirng tersebut juga memliki sejarahnya dapat dilihat nyata di timur bagian bawah ke selatan dinding-dinding bukit yang miring seperti itulah merupakan asal nama Tampaksiring - dalam bahasa Bali berarti "telapak yang miring:' (telapak) dan siring (miring). Makna kedua kata itu konon terkait dengan sepotong legenda yang tersurat dan tersirat pada lontar yang menyebutkan bahwa nama itu berasal dari bekas jejak telapak kaki seorang raja bernama Mayadanawa. Menurut lontar "Mayadanawantaka", raja ini merupakan putra dari Bhagawan Kasyapa dengan Dewi Danu. Namun sayang raja yang pandai dan sakti ini memiliki sifat angkara murka, berhasrat menguasai dunia dan mabuk kekuasaan. Terlebih ia mengklaim dirinya sebagai Dewa yang mengharuskan rakyat untuk menyembahnya.

Lantaran tabiat buruk yang dimilikinya itu, lantas Batara Indra marah, bergerak menyerbu dan menggempurnya dibantu bala tentara yang gagah berani. Sembari berlari masuk hutan, Mayadanawa berupaya mengecoh pengejarnya dengan memiringkan telapak kakinya saat melangkah. Sebuah tipuan yang ia coba tebar agar para pengejar tak mengenali jejaknya. Konon dengan kesaktian yang dimilikinya, ia bisa berubah-ubah wujud.

Namun, sepandai-pandai ia menyelinap, ketangkap juga oleh para pengejarnya. Kendati sebelum itu ia sempat menciptakan mata air beracun, yang menyebabkan banyak bala tentara menemui ajal setelah mandi dan meminum air tersebut. Lanjut sebagai tandingan, Batara Indra menciptakan mata air penawar racun itu. Air penawar itulah kemudian disebut dengan Tirta Empul (air suci). Begitulah, sedari masa itu Tirta Empul dipandang sebagai tempat suci oleh rakyat umat Hindu di Bali. Dari sana pula munculnya sebuah sungai yang bernama Pakerisan, yang kemudian juga melintas di antara tebing Gunung Kawi. Sedangkan kawasan hutan yang dilewati Mayadanawa -- berjalan memiringkan telapak kakinya -- dikenal dengan nama Tampaksiring.

BANGUNAN – BANGUNAN PENTING DARI ISTANA TAMPAK SIRING

Kompleks Istana Kepresidenan Tampaksiring kini terdiri dari empat wisma satu pendopa/wantilan dan ruang konferensi. Gedung-gedung induk/utama Istana Kepresidenan Tampaksiring dibangun secara terpencar di atas lahan seluas lebih dari 19 hektar. Dua gedung utama diberi nama Wisma Merdeka dan Wisma Negara, tiga gedung utama yang lainnya diberi nama Wisma Yudhistira, Wisma Bima, pendopo/wantilsn dan gedung konferensi.

WISMA MERDEKA

Wisma Merdeka - luasnya 1.200 M2 - terdiri dari sembilan kamar Ruang Tidur I dan Ruang Tidur II Presiden, Ruang Tidur Keluarga, Ruang Tamu, Ruang Kerja, yang penataannya demikian indah, berhiaskan patung-patung serta lukisan-lukisan pilihan. Wisma Merdeka adalah bagian Istana yang merupakan hunian bagi Presiden dan keluarganya. Bangunan yang sangat luas ini mempunyai sebuah ruang tidur utama yang tidak seberapa luas, serta beberapa ruang tidur bagi anggota keluarga dan dokter pribadi Presiden. Ruang makan dan ruang tamu adalah bagian - bagian yang terluas di Wisma Merdeka ini. Di bagian utara pintu belakang ruang kamar I khusus presiden terdapat pahatan dari batu paras yang menceritakan tentang Mayadenawa. Dan sebuah kolam yang menambah kesan sangat sejuk dan asrinya wisma ini. Dari timur wisma terdapat pelinggih , kolam kecil serta sebuah patung berwujud seorang laki – laki telanjang sedang mencari duri pada telapak kaki kiri yang ditumpangkan diatas lutut kaki kanannya. dan dari sana kita dapat melihat pemandangan Tirta Empul dan sebuah kolam yang dulunya merupakan pemandian kini menjadi sebuah kolam ikan. Dibagian utara terdapat kolam dan jembatan persahabatan yang menghubungkan wisma merdeka dengan wisma negara. Dibagian selatan Wisma merdeka terdapat heliped yang sangat luas dan garasi mobil kepresidenan.

Interior ruangan ini sangat klasik bernuansa eropa dan untuk kamar utamanya sebuah pintu gebyok dengan nuansa biru, di depan kamar ini terdapat ruang tamu yang cukup luas dan di baratnya terdapat ruang makan yang luas juga. Wisma ini mencolok karena merupakan ruangan utama dan merupakan tempat peristirahatan untuk presiden beserta keluarganya.

WISMA NEGARA

Wisma Negara - luasnya 1.476 M2 – terdapat tujuh kamar yang terdiri dari Ruang Tamu Negara. Ruang makan, kamar. Bagian utama Wisma Negara juga sama dengan bagian utama Wisma Merdeka; wisma ini dibangun di atas tanah berbukit dan kedua bukit yang menopang kedua wisma ini dipisahkan oleh celah bukit yang cukup dalam (lebih kurang 15 meter). Kedua wisma ini dihubungkan oleh jembatan sepanjang 40 meter dengan lebar 1,5 meter. Tamu - tamu negara dari negara-negara sahabat, yang datang berkunjung untuk membina persahabatan, selalu diantar melalui jembatan ini dari Wisma Merdeka ke Wisma Negara. Itulah sebabnya, jembatan ini disebut Jembatan Persahabatan.

Wisma Merdeka dan Wisma Negara merupakan dua bangunan di kompleks Istana Tampaksiring yang paling banyak menampilkan ciri arsitektur Bali. Beberapa bagian kedua wisma itu memakai dinding teterawangan, yaitu tembok dengan ukiran timbul dan berlubang khas Bali. Juga banyak dijumpai elemen arsitektur dari ukiran kayu yang dicat dengan nuansa wama biru dan emas. Sedangkan atapnya terbuat dari sirap dengan pasangan biasa seperti pada perumahan kota - tanpa anjungan yang megah tetapi bukan pula seperti bubungan atap rumah Bali.

Suasana khas Bali meliputi setiap tamu negara yang memasuki halaman. Berbeda dari penyambutan tamu agung di Istana Merdeka yang biasanya disertai dengan kemegahan upacara militer di dekat tangga istana, tamu negara di Istana Tampaksiring disambut dengan upacara kebesaran tradisional setelah mobilnya memasuki Candi Bentar. Sang tamu biasanya disambut dengan tari pendet - ucapan selamat datang diikuti dengan taburan bunga ke arah sang tamu dan jalan yang hendak dilaluinya.

Salah seorang tamu negara pada 1957, Raja Thailand Bhumibol Adulyadey dan permaisurinya, Ratu Sirikit, yang berkunjung ke Bali terpaksa menginap di Wisma Merdeka yang belum sepenuhnya rampung ketika itu. Wisma Negara, bagian untuk tamu negara, baru dibangun pada tahap kedua dan selesai pada 1963. Sejak itu, berbagai kepala negara dan kepala pemerintahan negara-negara sahabat tercatat pemah bertetirah di Istana Tampaksiring. Mereka antara lain adalah Presiden Josip Broz Tito (Yugoslavia), Presiden Ho Chi Minh (Vietnam), Perdana Menteri Jawaharlal Nehru (India), Perdana Menteri Nikita Kruschev (Uni Soviet), Ratu Juliana dan Pangeran Bemhard (Belanda), Putra Mahkota Akihito dan Putri Michiko (Jepang), Presiden Ne Win (Birma), Pangeran Norodom Sihanouk (Kamboja), clan Sekretaris Jenderal PBB Javier Perez de Cuellar.

Untuk melayani Presiden dan tamu-tamu negara secara memuaskan, pada awalnya penyelenggaraan layanan untuk Istana Tampaksiring dilaksanakan melalui kerja sama dengan Bali Beach Hotel, hotel bertaraf internasional pertama di Bali. Di kemudian hari, pelayanan di semua Istana Kepresidenan dilaksanakan sendiri oleh pegawai Rumah Tangga Kepresidenan yang kemudian berubah nama menjadi Sekretariat Presiden. Dari semua Istana Presiden, Istana Tampaksiring kini mempunyai fasilitas dapur dan laundry yang setara dengan hotel berbintang lima.Pada zaman pemerintahan Gusdur, wisma ini mengalami sedikit perubahan hal ini dilakukan untuk menunjang kebutuhan Gusdur.

Agak jauh terpisah dari kedua Wisma ini adalah Wisma Yudhistira untuk para menteri dan pejabat tinggi negara, serta Wisma Bima untuk para pengawal dan petugas keamanan.

WISMA YUDISTHIRA

Wisma Yudhistira terletak di sekitar tengah kompleks Istana Tampaksiring. Luasnya 1.825 M2. terdapat tujuh belas kamar dengan ruang utamanya yaitu lobi Wisma ini merupakan tempat menginap rombongan Presiden atau rombongan tamu negara yang sedang berkunjung ke Istana Tampaksiring; ruang-ruang atau kamar-kamarnya juga untuk tempat peristirahatan para petugas yang melayani Presiden beserta keluarga dan para tamu negara.

WISMA BIMA

Wisma Bima terletak di sebelah selatan Wisma Merdeka; luasnya 2.000 M2, rampung pada awal tahun 1963. Perabot yang berada di dalamnya tertata sesuai dengan fungsinya sebagai tempat beristirahat para pengawal serta petugas yang melayani Presiden beserta keluarga atau para tamu negara.

PENDOPO/ WANTILAN

Salah satu bangunan yang tidak sempat diselesaikan pada masa Presiden Sukarno adalah Balai Wantilan atau pendapa yang sepenuhnya dibangun mengikuti arsitektur tradisional Bali. Bangunan ini beratap ilalang kini sudah diganti sirat, dan tiang-tiangnya dari batang kelapa. Namun pada tahun 2003 pendopo atau wantilan yang baru dibangun dengan bentuk yang sama seperti pendopo yang lama yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dan pertimbangan keamanan, tiang-tiang dari batang kelapa ini kemudian diganti dengan tiang beton yang mirip dengan bentuk batang kelapa. Dinding bagian belakangnya dihiasi dengan relief batu paras, yang menggambarkan kisah Ramayana. Balai Wantilan ini difungsikan sebagai tempat untuk pergelaran kesenian. Panggungnya dihiasi dengan latar belakang Candi Bentar dan dua patung kayu Garuda Wisnu.

GEDUNG KONFERENSI

Untuk kepentingan kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN XIV, yang diselenggarakan di Bali pada tanggal 7-8 Oktober 2003, Istana dibangun gedung baru diberi nama Graha Bung Karno oleh Megawati. Fungsinya untuk Konferensi beserta fasilitas-fasilitasnya. Gedung ini dipergunakan untuk konferensi. Namun, ruang utamanya dapat juga dipergunakan sebagai ruang resepsi dan ruangan jamuan makan malam kenegaraan. Fasilitas-fasilitas gedung pertemuan ini dipakai sebagai ruang para kabinet dan rapat para kepala Negara, pernah juga dipakai sebagai tempat jamuan keluarga oleh Yusuf Kalla pada malam pergantian tahun 2008. beliau berkumpul bersama keluarga dan merayakan pergantian tahun. Pada zaman kepemimpinan Megawati di dalam ruang konferensi pernah dipasang foto Soekarno dalam ukuran besar. Tetapi setelah beliau tidak memimpin lagi foto tersebut disimpan kembali.

BANGUNAN ISTIMEWA : JEMBATAN PERSAHABATAN

Antara Wisma Merdeka dan wisma negara terdapat sebuah jembatan penghubung yang diberi nama jembatan persahabatan .Jembatan yang membentang sekitar 20 meter di atas lembah. Jembatan berarsitektur khas ini dihiasi dengan gantungan di sepanjang jembatan berupa uang kepeng yang di jalin dengan benang merah sangat unik dan menambah kesan kental Pulau Bali walaupun merupakan salah satu sisi fotogenik di lingkungan Istana Tampaksiring. Jembatan dengan konstruksi beton lengkung yang cantik ini, diberi nama Jembatan Persahabatan karena menghubungkan Wisma Merdeka yang dihuni oleh Presiden Republik Indonesia dan Wisma Negara yang diperuntukkan para kepala negara sahabat.

Dari jembatan ini dapat dilihat pemandangan ke arah timur maupun barat. Pada bagian bawah jembatan terdapat jalan yang menghubungkan desa disebelah utara komplek istana dengan mata air dan tempat pemandian di sebelah timur Istana. Dibawah jembatan ini dapat kita lihat jalan keluar dari sebuah terowongan yang digunakan dahulunya oleh masyarakat untuk turun ke pemandian.

RENOVASI – RENOVASI LAINNYA.

Renovasi interior yang dilakukan pada tahun 2003 telah meningkatkan kenyamanan Istana Tampaksiring sesuai dengan gaya hidup modern tanpa meninggalkan konsep desain aslinya. Renovasi ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan juga oleh selera dari masing – masing peminpin Republik Indonesia ini. Semua kamar mandi di Wisma Merdeka dan Wisma Negara, misalnya, diubah agar sesuai dengan standar kamar mandi hotel berbintang lima. Tetapi, mebel bergaya art deco yang dihadirkan Bung Kamo di Istana Tampaksiring - dan sempat digudangkan pada masa Presiden Soeharto - sekarang kembali menghiasi Istana Tampaksiring.

Tatanan di ruang utama di Wisma Merdeka, hingga kini masih belum berubah. Interior yang bernuansa biru dengan beberapa lukisan yang sangat menawan. Sofa putih yang bergaya art deco sangat antik tetapi tidak ketinggalan zaman. Di kepala tempat tidur masih tergantung lukisan Dullah - yang menggambarkan pemandangan Gunung Batur - yang dulu ditempatkan sendiri oleh Bung Karno. Mebel-mebel di kamar itu pun masih sesuai dengan aslinya, kecuali dipan pijat di kamar mandi yang dulu dipakai Bung Karno - sekarang telah dikeluarkan.

Ruang kerja kecil di sebelah ruang tidur Presiden pun dikembalikan pada bentuk aslinya ketika digunakan Bung Karno untuk menulis pidato-pidato kenegaraan. Di situ tergantung lukisan Agus Djaja yang menggambarkan seorang putri sedang dilayani dayang-dayangnya.

Istana Tampaksiring adalah rumah tetirah kepresidenan yang juga dipakai untuk pertemuan-pertemuan informal bernuansa politik, ataupun yang kemudian menghasilkan keputusan-keputusan politik. Di Istana ini, Presiden Ne Win dari Burma melakukan perundingan dengan Presiden Soeharto pada 1982. Pertemuan informal antara Menteri Luar Negeri Ali Alatas dan Presiden Taiwan Lee Teng-hui pernah pula terjadi di sini untuk membicarakan berbagai isu strategis hubungan Indonesia-Taiwan.

Pada masa Presiden Megawati didirikan gedung konferensi yang diberi nama Graha Bung Karno. Mengejar penyelenggaraan KTT ASEAN pada tahun 2003, pembangunannya dikerjakan siang-malam oleh 500 tenaga kerja selama kurang lebih enam bulan. Desainnya dibuat oleh Kris Danubrata, dengan relief wajah Bung Karno dari samping pada dinding utama. Di gedung yang dapat menampung 300 undangan jamuan santap inilah para pemimpin ASEAN itu menghasilkan Bali Accord.

Penyelenggaraan KTT ASEAN pada 2003 itu pula yang mendorong percepatan renovasi interior di hampir seluruh bagian Istana Tampaksiring. Selain itu juga dilakukan penataan ulang lukisan -lukisan dan benda-benda seni di kompleks Istana.

Lukisan-Iukisan terbaik Ida Bagus Made Poleng yang sempat dibawa keluar Istana Tampaksiring, misalnya, sekarang telah kembali ke tempat asalnya. Seluruh pekerjaan renovasi Istana semasa Presiden Megawati ini dilaksanakan oleh Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah dan dipimpin langsung oleh Menteri Ir. Sunarno. Hal ini bagaikan mengulangi sejarah-hampir setengah abad sebelumnya, pembangunan Istana Tampaksiring dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum.

LAIN – LAIN

Istana Tampaksiring juga merupakan Istana yang paling dicintai Presiden Megawati. Ia bisa menghabiskan waktu seharian penuh melampiaskan kesukaannya berkebun di halaman Istana yang luas. Ketika mengetahui bahwa beberapa pohon kamboja tua di Bali yang sudah berusia seratus tahun lebih mulai diincar oleh pembeli dari mancanegara, ia segera berusaha mencegahnya dengan cara membelinya. Pohon-pohon kamboja yang batangnya sebesar pelukan orang dewasa sekarang sudah menghiasi halaman belakang Istana Tampaksiring.

Hampir dalam setiap kunjungannya, Presiden Megawati membawa berbagai pohon buah-buahan, Bunga, pepohonan dari Jawa, Irian jaya, untuk ditanam di Tampaksiring. Salah satunya bunga yang menarik yang dapat kita jumpai pada sepanjang pagar untuk rusa terdapat bunga yang daunnya merambat yang menarik adalah warna dari bunga tersebut yaitu biru jehijau – hijauan. Untuk membantunya merancang lanskap Istana Tampaksiring, Ibu Mega juga mempekerjakan seorang ahli lanskap dari Jerman. Ini mengulangi pengalaman masa lalu akan kehadiran non-birokrat untuk melaksanakan penataan Istana Presiden Republik Indonesia yang dulu pernah dilakukan Bung Karno ketika mempekerjakan tiga orang pelukis Istana - Dullah, Lee Man Pong, dan Lim Wa Sim. Demikian pula, Presiden Megawati menunjuk seorang non-birokrat, Kris Danubrata ke dalam lingkungan Istana Presiden untuk menata ulang seluruh interior istana dan melakukan pembenahan aset -aset seni yang sangat berharga.

Ciri yang menonjol di kompleks Istana Tampaksiring ini adalah ruang-ruang antara sangat Iuas yang memisahkan bangunan satu dengan lainnya. Bentangan luas lahan yang berbukit itu benar-benar dimanfaatkan secara penuh untuk menampilkan keasrian Tampaksiring dan keanggunan Istana Kepresidenan.

Adapun jalan aspal di bawah Jembatan Persahabatan dipergunakan oleh masyarakat untuk mencapai kolam Tirta Empul Setiap tahun ribuan penduduk datang untuk menyucikan diri di sana. Kolam utama Tirta Empul sendiri tidak boleh dipakai untuk mandi dan hanya bisa diziarahi oleh orang yang berpakaian adat Bali. Di tengah air kolam yang jernih itu terlihat pasir mengepul, yang terdorong oleh pancaran dari sumber air. Sedangkan sebuah pemandian yang terletak beberapa meter dari kolam utama selalu dipergunakan masyarakat setiap hari, tetapi puncaknya adalah hari raya Galungan (Hari Kemenangan Kebenaran) dan Saraswati (Hari Pendidikan). Dengan menuruni lebih dari seratus anak tangga, kompleks Tirta Empul dapat dicapai langsung dari Wisma Merdeka.

Masyarakat boleh juga melewati jalan di pekarangan utara Istana ketika ada upacara adat di Tirta Empul, yaitu ketika iring-iringan yang menjunjung persembahan itu tidak boleh lewat di bawah Jembatan agar tak dilangkahi orang yang lewat di situ. Ini adalah juga ciri khas Istana Tampaksiring yang berbeda dari kelima istana yang lain: yaitu bahwa Istana ini bukanlah lambang kekuasaan melainkan eratnya hubungan antara rakyat dengan sang Presiden.

Pada malam bulan purnama kedamaian terasa mencapai puncaknya di lingkungan Istana Tampaksiring. Bulan bundar di langit bersih dan angin sepoi membawa alunan seruling dan gamelan dari upacara keagamaan di Pura Tirta Empul.

TAMU – TAMU YANG PERNAH BERKUNJUNG KE ISTANA TAMPAK SIRING

Sejak dirancangnya / direncanakan, pembangunan Istana Kepresidenan Tampaksiring difungsikan untuk tempat peristirahatan bagi Presiden Republik Indonesia beserta keluarga dan bagi tamu-tamu negara. Usai pembangunan istana ini, yang pertama berkunjung dan bermalam di istana adalah pemrakarsanya, yaitu Presiden Soekarno. Tamu Negara yang bertama kali menginap di istana ini ialah Raja Bhumibol Adulyadej dari Thailand, yang berkunjung ke Indonesia bersama permaisurinya, Ratu Sirikit (pada tahun 1957).

Menurut catatan, tamu-tamu negara yang pernah berkunjung ke Istana Kepresidenan Tampaksiring, antara lain adalah:

  1. Presiden Ne Win dari Birma ( sekarang Myanmar),
  2. Presiden F. Marcos dari Filipina
  3. Presiden J. Broz Tito dari Yugoslavia
  4. Perdana Menteri Hussen Oon dari Malaysia
  5. Perdana menteri Lee Kwan Ye dari Singapura
  6. Perdana Menteri Kukrit Pramoj dari Muangthai
  7. Presiden Ho Chi Minh dari Vietnam,
  8. Perdana Menteri J. Nehru dari India,
  9. Perdana Menteri Khruchev dari Uni Soviet,
  10. Ratu Juliana dari Negeri Belanda
  11. Presiden republik Turki Kenan Evren beserta Nyonya Senai Gurvit
  12. Ketua dewan Kepresidenan Republik Federasi Sosialis Yugoslavia Peter Stambolic
  13. Presiden Republik Democratik Kamboja Orodom Sihancuk serta Nyonya dan Puteri Monique
  14. Perdana Menteri Papua Newguinia Michael Somare
  15. Puteri Maha Sakri Sirindhorn, Muangthai
  16. Kaisar Hirihito dari Jepang.
  17. Tamu negara untuk KTT ASEAN
  18. Tamu Negara berupa Ektradisi dari IPU (Internasional Parlement Union)

(Istana Kepresidenan RI , 1982 - 2005, Sekretariat Presiden RI)

ISTANA TAMPAK SIRING SEBAGAI OBYEK WISATA

Seiring perkembangan zaman banyak wisatawan yang mulai berdatangan untuk mengunjungi istana baik internasional ataupun domestik. Sebelum tragedi Bom Bali, untuk masuk ke dalam kawasan istana, Proses izinnya sangat mudah karena langsung diproses oleh pihak yang bertanggung jawab terhadap perijinan. Tetapi sejak tragedi Bom tersebut penjagaan terhadap siapapun yang keluar masuk istana kini sangat diperketat selururh izin harus diproses terlebih dahulu apabila sudah disahkan barulah pengunjung akan dihubungi sesuai dengan tanggal permintaan kunjungan. Setiap pengungjung baik perorangan atau kelompok akan diantar oleh pemandu dan beberapa pengawal apabila itu diperlukan misalnya jumlah wisatawan yang masuk maximal 20 orang sekaligus maka rombongan ini akan dipandu dengan pengamanan selama 45 menit. Untuk keseluruhan kawasan ada 17 titik kamera untuk memantau semua kegiatan yang terjadi di Istana Tampak Siring.

Berbeda dengan obyek wisata lainya di Bali. Para pengunjung yang masuk harus mentaati peraturan yang telah ditentukan yaitu:

  1. Berpakaian sopan dan rapih

- Untuk Pria : Kemeja, celana panjang lengkap dengan ikat pinggang, bersepatu (Bukan pakaian santai atau celana jean dan T-Shirt:

- Untuk Wanita : gaun paling pendek sebatas bawah lutut, blus berlengan, setelan celana panjang atau busana muslim dan bersepatu.

  1. Harus sesuai dengan daftar yang diajukan, diluar daftar tersebut tidak diperkenankan masuk;
  2. Tidak diperkenankan:
    • Memakai celana pendek, kaos T- Shirt, Baju tanpa lengan, rok mini, jeans, sandal kecuali seragam pengisi acara
    • Membawa senjata api, senjata tajam dan obat – obatan terlarang
    • Membawa tas dan pembungkus lainnya
    • Membawa makanan dan minuman selama berkunjung di dalam istana
    • Makan di areal istana
    • Membawa anak – anak di bawah umur 10 tahun/ Kelas 4 SD
    • Memotret/berfoto ditempat yang bertanda ”DILARANG MEMOTRET’
    • Menyentuh/Memegang benda – benda koleksi atau lukisan – lukisan
    • Membawa binatang peliharaan
  3. Dalam setiap rombongan hanya satu juru foto yang diperkenankan membawa kamera dan berfoto ditempat yang telah ditentukan
  4. Batas bagi rombongan sampai dengan pukul 13.00 Wita;
  5. Mengikuti petunjuk – petunjuk petugas
  6. Tidak dipungut biaya apapun
  7. Surat ijin masuk ini dapat dibatalkan sewaktu – waktu apabila ada acara di lingkungan Istana Presiden yang bersangkutan

Perkembangannya sebagai sebuah istana kepresidenan membawa daya tarik tersendiri. Sebuah wisata sejarah dapat dibentuk dan dikembangkan untuk menarik minat para wisatawan terutama pelajar yang nantinya diharapkan dapat menjaga keutuhan sejarah dari Istana Tampak Siring ini.

Pengikut